Entri Populer

Senin, 01 Agustus 2011

biografi imam syafii


BIOGRAFI IMAM SYAFII
            Dikampung miskin di kota gazzah (orang barat menyebutnya gazza) di bumi palestina, pada tahun 150 H (bertepatan pada tahun 694M) lahirlah seorang bayi lelaki dari pasangan suami istri yang berbahagia, idris bin abbas asy-syafi’ie dengan seorang wanita dari dari suku Azad. Bayi lelaki keturunan quraisyi ini akhirnya di namai Muhammad bin idris say-syafi’ie. Demikian nama lengkapnya sang bayi itu. Namun kebahagian keluarga miskin ini dengan kelahiran bayi tersebut tidaklah berlangsung lama. Karena beberapa saat setelah kelahiran itu, terjadilah peristiwa menyedihkan yaitu ayah sang bayi meninggal dunia dalam usia yang masih muda. Bayi lelaki yang rupawan itupun akhirnya hidup sebagai anak yatim.
Ibu sangat menyayangi bayinya, sehngga anak yatim quraisyi tumbuh sebagai bayi yang sehat. Maka ketika ia berusia 2 tahun, dibawalah oleh ibunya ke mekkah untuk tinggal ditengah keluarga ayahnya dikampung bani muttholib. Karena anak yatim itu, dari sisi nasib ayahnya, berasal dari keturunan sahabat nabi SAW yang bernama syafi’ie bin asy-sya’ib ayahnya syafi’ie, sempat tertawan dalam perang badar sebagai seorang musyrik kemudian asy-sya’ib menebus dirinya dengan uang jaminan untuk mendapatkan status pembebasan dari tawanan muslimim. Dan setelah dia dibebaskan, dia pun masuk islam ditangan Rasulullah SAW.
Maka nasib bayi yatim ini secara lengkap adalah sebagai berikut:
Muhammad bin idris bin say-syafi’ie bin al abbas bin ustman bin asy-syafi’ie bin asy-sya’ib bin ubaid bin yazid bin hasim bin al muttholib bin abdi manaf bin qushai bin kilab bin murrah bin ka’ab bin lu’ai bin gholib bin fihr bin malik bin an-nadr bin kinanah bin huzaimah bin mudhrikah bin ilyas bin mudhar bin nidzar bin ma’ad bin adnan.
Biografi imam safiih
(NASAB BELIAU) kuniah beliau, abu abdillah, namanya Muhammad bin idris bin al abbas bin ustman bin asy-syafi’ie bin asy-saai’b bin ubaid bin abdu yazin bin hasyim bin almuttholib bin abdu manaf bin qhusay bin kilab bin murrah bin ka’ab bin lu’ai. Nasab beliau bertemu dengan nasab  rasulullah SAW.pada abdu manaf,sedangkan al-mutthalib adalah saudaranya hasyim  (bapaknya abdul mutthalib).
(TAHUN DAN TEMPAT KELAHIRAN) beliau dilahirkan didesa gaza,masuk kota ‘Asqolan pada tahun 150 H.saat beliau dilahirkan kedunia oleh ibunya yang tercinta,bapaknya tidak sempat membuainya,karena ajal allah telah mendahuluinya dalam usia yang masih muda.lalu setelah berumur dua tahun,paman dan ibunya membawa pindah kekota kelahiran nabi Muhammad Saw.makkah al-mukaramah.
(KECERDASANNYA) kecerdasan adalah anugerah dan karunia allah yang diberikan kepada hambanya sebagai nikmat yang sangat besar.diantara hal-hal yang menunjukan kecerdasannya:
1.    Kemampuannya menghafal al-qur’an di luar kepala pada usianya yang masih belia,tujuh tahun.
2.    Cepatnya menghafal kitab hadis al-muwathta’ karya imam darul hijrah,imam malik bin anas pada usia sepuluh tahun.
3.    Rekomendasi para ulama sejamannya atas kecerdasannya,hingga ada yang mengatakan bahwa ia belum pernah melihat manusia yang lebih jelas dari imam Asy-syafi’i.
4.    Beliau diberi wewenang berfatawa pada umur 15 tahun.
Muslim bin Khalid az-zanji berkata kepada imam Asy-syafi’i: “berfatwalah wahai abu abdilah,demi allah sekarang engkau telah berhak untuk berfatwa.”
(MENUNTUT  ILMU) beliau mengatakan tentang menuntut ilmu,”menuntut ilmu lebih afdhal dari shalat sunah.”dan yang beliau dahulukan dalam belajar setelah hafal Al-Qur’an adalah membaca hadis.beliau mengatakan,”membaca hadis lebih baik dari pada shalat sunah.”karena itu,ssetelah hafal al-qur’an beliau belajar kitab hadis karya imam malik bin anas kepada pengarangnya langsung padausia yang masih belia.
(GURU-GURU BELIA) beliau mengawali mengambil ilmu dari ulama-ulama yang berada dinegerinya,di antara mereka adalah:

a.    Muslim bin Khalid Az-zanji mufti makkah
b.    Muhammad bin syafi’ paman beliau sendiri
c.    Abbas kakeknya imam Asy-Syafi’i
d.    Sufyan bin uyainah
e.    Fudhail bin iyadil,serta beberapa ulama yang lain
(KARYA  BELIAU) beliau mewariskan kepada generasi berikutnya sebagai mana yang diwariskan oleh para nabi, yakni ilmu yang bermanfaat. Ilmu beliau banyak diriwayatkan oleh para murid-muridnya dan tersimpan rapi dalam berbagai disiplin ilmu. Bahkan beliau popular dalam menulis di bidang ilmu ushul fiqih dengan karyanya yang monumental risalah.dan dalam bidang fiqih, beliau menulis kitab Al-Umm yang dikenal oleh semua orang, awamnya dan alimnya. Juga beliau menulis kitab jima’ul ilmi.
Kemudian beliau juga belajar dari dawud bin Abdurrahman Al-Atthar, juga belajar dari pamannya yang bernama Muhammad bin ali bin Syafi’, dan juga menimba ilmu dari Sufyan bin Uyainah.
Guru yang lainnya dalam fiqih ialah Abdurrahman bin Abi bakr al-mulaiki,sa’id bin salim,fudhoil bin al-ayyadl dan masih banyak lagi yang lainnya.dia pun semakin menonjol dalam bidang fiqih hanya dalam beberapa tahun saja duduk di berbagai halaqah ilmu para ulama’ fiqih sebagaimana tersebut di atas.
Ia pun demi kehausan ilmu, akhirnya berangkat dari makkah menuju Al-madinah an nabawiyah guna belajar di halaqah imam malik bin anas di sana. Di majelis beliau ini, si anak yatim tersebut menghafal dan memahami  denan cemerlang kitab karya imam malik, yaitu Al-muwattha’. Kecerdasannya membuat imam malik amat mengaguminya. sementara itu As-Syafi’ie sendiri sangat terkesan dan sangat mengagumi imam malik  di Al-madinah dan imam sufyan bin uyainah di makkah.
Ketika Muhammad bin idris As-syafi’I Al-mutthalibi Al-Qurasyi telah berusia dua puluh tahun,dia sudah memiliki kedudukan yang tinggi di kalangan Ulama’ dijamannya dalam berfatwa dan berbagai ilmu yang berkisar pada Al-Qur’an dan As-sunnah.tetapi beliau tidak mau berpuasa diri dengan ilmu yang dicapainya. Maka beliaupun berangkat menuju negeri yaman demi menyerap ilmu dari para ulama nya.
Sejak dikota Baghdad,imam Muhammad bin idris Asy-syafi’ie mulai dikerumuni para muridnya dan mulai menulis berbagai keterangan agama.juga beliau mulai membantah beberapa keterangan paa imam ahli fiqi,dalam rangka mengikuti sunnah nabi Muhammad SAW.kitab fiqih dan ushul fiqih pun mulai ditulisnya. Popularitas beliau didunia islam yang semakin luas menyebabkan banyak orang semakin kagum dengan ilmunya sehingga orang pun berbondong-bondong mendatangi majelis ilmu beliau untuk menimba ilmu.tersebutlah tokoh-tokoh ilmu agama ini yang mendatangi majelis beliau untuk menimba ilmu padanya seperti abu bakar Abdullah bin Az-Zubair Al-Humaidi (beliau ini adalah salah seorang guru Al-Imam Al-Bukhari), Abu ubaid Al-Qasim bin Sallam, Ahmad bin Hanbal (yang kemudian terkenal dengan nama imam hanbal), sulaiman bin dawud Al-hasyimi,abdul aziz bin yahya Al-kinani Al-makki (pengarang kitab Al-haidi), Husain bin ali Al-karabisi (beliau ini sempat di tahdzir oleh imam ahmad karena berpendapat bahwa lafadh orang yang membaca Al-Qur’an adalah makhluq), Ibrahim bin Al-mundzir Al-hizami, Al-hasan bin Muhammad Az-Za’farani,ahmad bin Muhammad Al-Azraqi,dan masih banyak lagi tokoh-tokoh ilmu yang lainnya. Dari murid-murid beliau di Baghdad, yang paling terkenal sangat mengagumi beliau adalah imam ahmad bin hanbal atau rerkenal dengan gelar imm hanbal. Di riwayatkan oleh Al-imam Al-Mizzi dengan sanadnya bersambung  kepada imam Abdullah bin ahmad bin hanbal (putra imam hanbali). Ia menceritaka: “aku pernah bertanya kepada ayahku: wahai ayah,siapa sesungguhnya As-Syafi’ie itu, karena aku terus-menerus mendengar ayah mendoakannya? Maka ayahku menjawab: wahai anakku,sesungguhnya As-syafi’ie itu adalah bagaikan matahari untuk dunia ini, dan ia juga sebagai kesejahteraan bagi sekalian manusia. Maka silahkan engkau cari, adalah orang yang seperti beliau dalam dua fungsi ini (yakni fungsi sebagai matahari dan kesejahteraan) dan adakah pengganti fungsi beliau tersebut?.”
Diriwayatka pula bahwa sulaiman bin al-asy’ats menyatakan: “aku melihat bahwa ahmad bin hanbal tidaklah condong kepada seorangpun seperti condongnya kepada As-Syafi’ie.”Al-maimuni meriwayatkan bahwa imam hanbal menyatakan:”Aku tidak pernah meninggalkan doa kepada allah di sepertiga terakhir malam untuk enam orang. Salah satunya ialah untuk As-Syafi’ie.”
Disamping imam hanbal yang sangat mengaguminya, juga diriwayatkan oleh Al-Khatib Al-Baghdadi  dalam tarikhnya dengan sanadnya dari abu tsaur. Dia menceritakan: “Abdurrahman bin mahdi pernah menulis surat kepada As-syafi’ie, dan waktu itu As-syafi’ie masih belia. Dalam surat itu Abdurrahman meminta kepadanya untuk menuliskan untuknya sebuah kitab yang terdapat padanya makna-makna Al-Qur’an,dan juga mangumpulkan berbagai macam tingkatan hadits, keterangan tentang kedudukan ijma’ (kesepakatan ulama’) sebagai hujjah / dalil, keterangan hukum yang nasikh (yakni hukum yang menghapus hukum lainnya) dan hukum yang mansukh (yakni hukum yang telah dihapus oleh hukum yang lainnya), baik yang ada di dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Maka As-syafi’ie muda menuliskan unyuknya kitab Ar-Risalah dan kemudian dikirimkan kepada Abdurrahman bin mahdi.
Imam As-syafi’ie tinggal di Baghdad hanya dua tahun. Setelah itu beliau pindah ke mesir dan tinggal disana sampai beliau wafat padfa tahun 204 H dan usia beliau ketika wafat 50 tahun. Ia telah meninggalkan warisan yang tak ternilai, yaitu ilmu yang beliau tulis di kitab ar-Risalah dalam ilmu ushul fiqh. Disamping itu beliau juga menulis kitab musnad asy-syafi’ie, berupa kumpulan hadist nabi SAW yang diriwayatkan beliau; dan kitab al-um berupa kumpulan keterangan beliau dalam masalah fiqh. Sebagaimana al-u, kumpulan riwayat keterangan imam asy-syafi’ie dalam fiqh juga disusun oleh imam al-baihaqi dan diberi nama ma’rifatul Aatsar wassunan. Alimam abu nu’aim al-aspah hani membawakan beberapa riwayat nasehat dan pernyataan imam as-syafi’ie dalam  berbgai masalah yang menunjukan pendirian imam asy-syafi’ie dalam memehami agama ini. Beberapa riwayat abu nu’aim tersebut kami nukilkan sebagai berikut: imam asy-syafi’ie menyatakan :” bila aku melihat ahli hadisy seakan aku melihat sahabat nabi SAW.” (HR.abu nu’aim al aspahhani dalam al-ilyahnya juz 9 hal 109)

Imam asy-syafi’ie berkata,”aku dibaghdad dijuluki sebagai nashirus sunnah (pembela sunnah Rasulullah). “imam ahmad bin hambal berkata, “asy-syafi’ie adalah manusia yang paling fasih dijamannya. “ishaq bin rahawaih berkata, “tidak ada seorangpun yang berbicara dengan pendapatnya. Kemudian beliau menyebutkan ats-tsauri, Al-auzai, malik,dan abu hanifah, melainkan imam say-syafi’ie adalah yang paling besar ittiba’nya kepada nabi SAW, dan paling sedikit kesalahannya.

Diriwayatkan pula oleh abu nu’aim Al-asfahani bahwa Al-imam Asy-syafi’ie telah mengkafirkan seorang tokoh ahli ilmu kalam yang terkenal dengan nama Hafs Al-fardi, karena dia menyatakan dihadapan beliau bahwa Al-qur’an itu adalah makhluk. Demikian tegas imam asy-syafi’ie dalam menilai mereka yang mengatakn bahwa Al-qur’an itu makhluk. Dan memang para ulama ahlus sunnah waljama’ah telah sepakat untuk mengkafirkan siapa yang meyakini bahwa Al-qur’an itu makhluk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar